Bupati Blora, H. Arief Rohman yang hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan, selain mengapresiasi kegiatan tersebut berharap peringatan perjuangan Mbah Samin ini dijadikan agenda tahunan, ungkapkan harapan dan tekad yang mulia.
Yakni, orang nomor satu di Blora itu bertekad menyusun kegiatan serupa di tahun-tahun mendatang. Harapannya, biar Samin dan ajarannya bisa mendunia. Bukan hanya dikenal di Indonesia.
"Atas nama pribadi dan Pemkab Blora, saya mengapresiasi kegiatan ini. Kami minta dukungannya terutama Pemerintah Pusat yang kesempatan kali ini dihadiri perwakilan Dirjen Kebudayaan biar tahun depan bisa laksanakan kembali. Kita susun kegiatan biar Samin bisa mendunia bukan hanya dikenal di Indonesia," paparnya.
Dikemukakan, Pemkab Blora dan semua jajaran berkomitmen dan terus mendukung segala bentuk kegiatan budaya. Apalagi melestarikan nilai-nilai ajaran perjuangan para leluhur, utamanya Mbah Samin Surosentiko.
Mas Arief, demikian panggilan akrab Bupati Blora saat ini, berharap agar ajaran Samin Surosentiko bisa diajarkan di bangku sekolah. Apalagi, ajaran Samin telah dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
"Saya juga mendorong ajaran-ajaran Samin ini bisa ditulis. Kalau dibukukan akan memperkaya khasanah anak didik kita. Anak sekolah biar tahu. Sebagai muatan lokal biar bisa kita lestarikan ajaran Samin Surosentiko," ucap Bupati Arief.
Disampaikan pula, bahwa pendirian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang berada di Randublatung mengabadikan nama Samin Surosentiko. Hal itu sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan Samin Surosentiko.
"Rumah Sakit Randublatung yang baru kami resmikan beberapa waktu lalu, kami putuskan dinamakan RSUD Samin Surosentiko. Itu semua dalam rangka mengenang perjuangan beliau dan Randublatung ini kan merupakan tanah kelahirannya. Semoga ini semua menginspirasi. Terimakasih, rahayu, seger waras," pungkas Bupati Arief.
Sesepuh Sedulur Sikep Ploso Kediren, Gunretno mejelaskan kegiatan ituu sudah disepakati setiap 15 Maret diperingati perjuangannya.
"Tidak hanya nguri-uri secara fisik tapi bagaimana perjuangannya tidak mati. Anak cucu Mbah Samin bisa mendapat kepekaan terhadap masalah-masalah yang berkembang," terangnya.
Kegiatan peringatan 117 tahun perjuangan Samin Surosentiko yang bertema Lelaku Jejeke Adil ini diawali dengan kegiatan timbang gunem (diskusi) tentang sejarah Samin Surosentiko, kemudian brokohan (lamporan) dengan tema Mbok Sri Mboyong Daringan.
Acara brokohan diawali dengan ritual adat dengan membawa hasil tani yang diiringi dengan ribuan obor. Brokohan dimulai di lapangan Plosokediren, kemudian berjalan arak-arakan membawa hasil tani, diiringi ribuan obor yang dibawa peserta upacara adat itu. Massa lalu berjalan menuju Pendopo Pengayoman Mbah Samin Surosentiko sekitar 1 kilometer.
"Tadi ada timbang gunem (diskusi) yang membahas tentang sejarah perjuangan Samin Surosentiko dan juga masalah-masalah yang dihadapi saat ini," jelas Gunretno. (Tim Dinkominfo Blora).
Komentar0