Gagakrimangfm.id - Mahasiswa KKN - IKMB IAIN Kudus mengadakan pelatihan bekam dan akupresur untuk masyarakat setempat sebagai bentuk sosialisasi kesehatan dengan menggunakan teknik tradisional. Kegiatan ini dilaksanakan di posko Tim KKN 068 yang berada di Desa Bogowanti, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Selasa (26/9/2023).
Program kerja yang dicanangkan oleh Rizka Kharisma Aulia, mahasiswi program studi Tasawuf Psikoterapi dari Fakultas Ushuluddin baru-baru ini mengadakan pelatihan bekam yang sangat informatif untuk masyarakat setempat. Acara tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang praktik tradisional dengan menggunakan alat-alat yang modern.
Pelatihan ini dihadiri oleh lebih dari 10 peserta dari berbagai kelompok usia dan latar belakang, khususnya ibu-ibu serta diikuti oleh mahasiswa lainnya. Para peserta diberikan pemahaman mendalam tentang bekam, jenis bekam, teknik yang digunakan, dan manfaatnya untuk kesehatan. Selain pemahaman tentang bekam, pemateri juga sedikit menjelaskan tentang pijat akupresur.
Rizka Kharisma Aulia selaku mahasiswi yang menjadi instruktur pelatihan adalah tenaga ahli dalam bidangnya. Dia dengan sabar menjelaskan teknik-teknik bekam, memberikan demonstrasi, dan bahkan memfasilitasi sesi praktik langsung. Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini, karena mereka merasa mendapatkan wawasan berharga tentang cara merawat diri mereka sendiri.
Bekam terbagi menjadi tiga jenis, yaitu bekam kering, luncur, dan basah. Bekam kering dilakukan tanpa tusukan jarum, angin dikeluarkan melalui pori-pori. Bekam luncur mirip dengan bekam kering, akan tetapi digosokkan ke permukaan kulit. Sedangkan bekam basah dilakukan dengan tusukan jarum, dan mengeluarkan darah kotor yang ada dalam tubuh.
Adapun akupresur merupakan pemijatan pada area tertentu dengan metode penekanan. Fungsi dari akupresur ini untuk meredakan ketegangan, stres, dan kecemasan.
“Durasi bekam ini disesuaikan dengan kesanggupan tubuh. Untuk anak-anak sendiri hanya boleh dilakukan selama 3 menit, wanita 7 menit, dan pria 15 menit." Ujar Rizka Kharisma Aulia saat memberikan materi.
Dia juga menambahkan bahwa beberapa penyakit yang bisa diatasi dengan praktik bekam, diantaranya vertigo, asam urat, dan kolesterol. Sedangkan penyakit yang tidak boleh di bekam, diantaranya diabetes, anemia, hipotensi, dan penyakit yang berhubungan dengan seseorang yang mempunyai energi yin lebih banyak.
Selain manfaat langsung bagi peserta, acara ini juga bertujuan untuk melestarikan praktik tradisional yang telah ada sejak lama. Ini adalah contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berperan dalam memelihara budaya lokal sambil memberikan manfaat positif kepada masyarakat.
Istri kepala desa (Kades), Ibu Hindayati, menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang telah berkontribusi dalam menyelenggarakan acara ini. Dia juga berharap bahwa kegiatan semacam ini akan terus berlanjut, memperkuat ikatan antara universitas dan masyarakat, serta mempromosikan kesehatan dan budaya lokal.
Semoga pelatihan bekam ini menjadi inspirasi bagi universitas lain dan masyarakat umum untuk terus berkolaborasi dalam upaya menjaga kearifan lokal sambil meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan bersama. (Nur Yasin/Mahasiswa KKN IAIN Kudus).
Komentar0