Gagakrimangfm.id - Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora Sri Widjanarsih, SE., M.Si, menjelaskan dari 16 wilayah kecamatan di Kabupaten Blora, sebanyak 125 Desa di 14 kecamatan di mengalami kekeringan musim kemarau 2023.
Hanya dua Kecamatan yang dinyatakan belum mengalami kekeringan. Yakni Kecamatan Kradenan dan Kecamatan Todanan.
"Peta BMKG Blora termasuk daerah kekeringan. Dari 16 Kecamatan yang terdampak kekeringan ada 14 kecamatan. Yang 2 Kecamatan belum, yakni Kecamatan Kradenan dan Todanan," kata Sri Widjanarsih, Rabu (23/8/2023).
Untuk wilayah paling parah terdampak kekeringan itu berada di beberapa Desa dan Dukuhan di Kecamatan Jati dan Randublatung.
"Di sana ada 14 Desa, dan yang terdampak 12 Desa. Kita sudah salurkan bantuan air semua," jelasnya.
Pihaknya telah melakukan droping air bersih ke sejumlah desa yang mengalami kekeringan tersebut. Bahkan pengiriman air dilakukan setiap hari.
"BPBD sudah mengirimkan air bersih ke sejumlah desa-desa yang mengalami kekeringan. Hampir setiap hari, dalam satu hari ada satu sampai dua kecamatan berdekatan, yang kami lakukan droping. Untuk satu desa tiga tangki," ujarnya.
Sampai dengan Agustus pertengahan ini sudah tercatat 751 ribu liter atau 143 tangki yang telah didistribusikan.
“Seharinya bisa 12 tangki berisi 60 ribu liter air, karena desa di blora termasuk banyak berpotensi bencana kekeringan,” ungkapnya.
BPBD Blora mencatat musim kemarau di Blora, sudah terjadi sejak awal bulan Juli lalu. Dan diprediksi akan mencapai puncaknya pada bulan September.
"Awal Juli kita sudah masuk musim kering, puncak kemarau itu ada di bulan agustus dan september. Nanti menurut BMKG bulan Oktober dan Nopember akan terjadi El Nino, jadi juga harus kita waspadai dampaknya," terangnya.
Komentar0