TSG8GfCiTfz0Gpz7BSYoTUrpGA==

Hal yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua Saat Anak Suka Memukul

Anak yang kecanduan bermain roleplay akan menunjukkan perubahan pada perilaku, sikap, dan emosinya, seperti baper, menjadi pemarah, dan malas belajar

Gagakrimangfm.id - Anak balita yang suka memukul orang lain di sekitarnya bisa jadi sumber masalah.

Orangtua perlu memberikan perhatian penuh untuk memahami apakah itu hanya fase sementara atau tanda-tanda masalah perilaku.

Kita juga perlu melakukan langkah konkret untuk mencegah anak memukul, mengendalikan atau memperbaiki sikapnya itu.

Jangan sampai anak dijauhi sekitarnya karena orangtua abai pada perilaku agresif ini. Hal yang sebaiknya dilakukan orangtua saat anak suka memukul Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk merespon anaknya yang kerap memukul orang lain.

Berbagai opsi berikut mungkin tidak berhasil untuk setiap anak sehingga kita perlu mengeksplorasi untuk melihat mana yang paling bermanfaat bagi anak. Menahan anak secara fisik Secara naluri, para orangtua pasti akan menahan anaknya dari melakukan kekerasan seperti memukul. Berikan pelukan yang tenang dan tegas untuk mencegah anak memukul orang lain atau dirinya sendiri.

Jika energinya kuat, jangan ragu untuk agak mengekang anak tanpa menyakiti mereka. Cobalah berbicara dengan tenang kepada anak, memberi tahu bahwa kita memegangnya karena tidak dapat membiarkan mereka menyakiti siapa pun.

Setelah momen berlalu, orangtua dapat mengarahkan mereka ke perilaku lain. Menjauhkan anak dari situasi Jika pembatasan fisik tidak mempan, cobalah mengajak anak pergi dari lokasi dan situasi tersebut. Misalnya masuk ke mobil atau ke kamar tidur sehingga anak bisa kembali fokus. Setelah jauh dari situasi tersebut, kita mungkin ingin berdiskusi, mengevaluasi kembali, dan menenangkan diri. Kadang kala, kita harus melakukannya berulang kali sampai akhirnya buah hati menyadari jika itu adalah konsekuensi dari perilakunya. Misalnya, waktu bermain dengan temannya menjadi lebih pendek karena sering memukul yang lain.

Proses pemahaman untuk masing-masing hal ini bergantung pada banyak faktor, termasuk usia dan kemampuan balita untuk memahami serta kesabaran orangtua. Diskusikan alternatif Anak kita mungkin tidak paham cara lain menyalurkan emosinya selain dengan memukul. Ajari mereka reaksi lainnya ketika situasi membuat mereka marah misalnya dengan bicara lebih jelas atau menjauh dari lokasi. Butuh waktu untuk mengajari balita soal ini namun hasilnya pasti akan memuaskan.

Arahkan ke yang lain Cara ini bisa dilakukan untuk anak usia 1 atau 2 tahun ketika mereka memiliki dorongan untuk memukul. Orangtua dapat memegang tangan yang mereka gunakan untuk memukul dan menunjukkan sentuhan lembut.

Jika tidak mempan, cobalah mengalihkan mereka dari perilaku negatif dengan aktivitas lain. Namun, penting untuk memastikan bahwa memukul tidak memberikan anak lebih banyak perhatian karena bisa jadi pembelajaran yang buruk. Dukungan emosional Jika merasa anak sering memukul karena salah mengelola emosi, orantua dapat mencoba mengajarkan lebih banyak pilihan untuk mengekspresikan perasaannya. Misalnya menjelaskan arti berbagai kata perasaan, dengan cara yang sesuai dengan usia anak.

Cegah sebelum terjadi Kenali perilaku anak sebelum mereka mulai mengangkat tangannya untuk memukul. 

Misalnya suara garaman, frustasi, merengek, menangis atau lainnya yang jadi pemicu khasnya. Dengan mengidentifikasinya, kemungkinan besar orangtua akan dapat menghentikannya sebelum hal itu terjadi baik dengan obrolan atau tindakan pencegahan.

Hal yang sebaiknya tidak dilakukan orangtua Sebaliknya, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan orangtua untuk menghadapi anak yang suka memukul.

Memukul Mencegah anak memukul dengan melakukan kekerasan yang sama tentu menjadi hal yang membingungkan. Hindari perebutan kekuasaan yang melibatkan penggunaan kekuatan seperti memukul, mencubit atau tindakan kekerasan fisik lainnya.

Marah atau berteriak Balita akan memberikan reaksi yang lebih baik jika orangtua bersikap tenang dan tegas. Respon seperti berteriak, membentak, dan bertindak dalam kemarahan hanya akan menjadi contoh buruk.

Meskipun situasinya bisa sangat membuat frustrasi, luangkan waktu sejenak untuk mengendalikan emosi kita sebelum mengajari anak. Cara ini akan membantu mereka melihat orangtua sebagai figur otoritas yang mengendalikan tubuh, suara, kata-kata, dan ekspresi mereka. 

Bersikap seperti orangtua lainnya 

Jadilah diri sendiri saat menangani perilaku anak kita. Jangan biarkan perasaan malu, mom-shaming atau tekanan sosial menentukan sikap kita saat menghadapi buah hati.

Ketika kita mengubah reaksiberdasarkan lingkungan atau metode orang lain, cobalah mengevaluasi kembali nilai-nilai pengasuhan bersama pasangan.


Sumber :


Komentar0


 

Type above and press Enter to search.

Support Team

Klik salah satu perwakilan kami di bawah ini untuk mengobrol di WhatsApp
Powered by credit Walive.my.id

Ada yang bisa saya bantu?